Di tengah kemudahan akses informasi yang semakin luas, peran pustakawan juga ikut berkembang. Tidak hanya mengelola koleksi, pustakawan kini dituntut untuk memahami dan menyampaikan informasi digital secara tepat kepada pemustaka. Untuk mendukung peran tersebut, Perpustakaan dan Arsip UGM mengadakan Training of Trainer (ToT) bagi pustakawan ahli muda pada Kamis (15/5), bertempat di Laboratorium Komputer Gedung L7 lantai 1.

Kegiatan dibuka oleh Kepala Perpustakaan dan Arsip UGM, Arif Surachman, SIP., MBA., yang menekankan pentingnya peran aktif pustakawan dalam menjembatani akses informasi berkualitas kepada civitas academica. "Dengan penguasaan terhadap database langganan dan kemampuan komunikasi yang baik, pustakawan diharapkan mampu menghadirkan layanan informasi yang lebih berdampak," ujarnya.
Materi pertama disampaikan oleh Janu Saptari, S.IP., yang mengulas secara komprehensif berbagai sumber informasi elektronik yang dilanggan oleh Perpustakaan dan Arsip UGM, serta sumber terbuka yang dapat dimanfaatkan oleh civitas academica. Janu juga memperkenalkan berbagai tools berbasis kecerdasan buatan (AI) yang kini mulai diandalkan dalam proses penelusuran dan
pengelolaan informasi ilmiah. Pemanfaatan teknologi ini menjadi bukti nyata kontribusi Perpustakaan dan Arsip UGM dalam mendorong inovasi, sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 9 yang menekankan pentingnya penguatan infrastruktur dan inovasi dalam masyarakat.
Sesi berikutnya dipandu oleh Aprilia Mardiastuti, S.IP., M.A., yang mengajak peserta menyelami teknik penelusuran informasi secara mendalam. Mulai dari kata kunci, filter, hingga fitur lanjutan, Aprilia menekankan pentingnya strategi cerdas dalam menavigasi lautan informasi. Peserta tidak hanya belajar teori tetapi juga membangun rasa percaya diri untuk tampil sebagai narasumber yang siap memandu pengguna memahami lanskap informasi akademik.
Kegiatan berlangsung interaktif dan penuh antusiasme. Para peserta aktif berdiskusi


dan mencoba langsung teknik-teknik yang diajarkan, sebagai bekal penting saat mereka tampil sebagai narasumber dalam kegiatan sosialisasi database. Menjadi narasumber bukan sekadar berbicara di depan audiens, tetapi menjadi agen literasi informasi di tengah kampus, mendukung tercapainya SDGs poin 4 tentang pendidikan berkualitas.

Dengan meningkatkan kapasitas pustakawan dalam mendampingi pemustaka mencari, menilai, dan menggunakan informasi secara bijak, perpustakaan turut membangun fondasi pendidikan tinggi yang inklusif, adaptif, dan berbasis data.
Kontributor: Wasilatul Baroroh