Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan studi banding Pascasarjana UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo pada Jumat, 21 November 2025 untuk membahas pengelolaan skripsi–disertasi serta berbagai strategi peningkatan kunjungan perpustakaan sebagai bagian dari upaya memperkuat SDGs 4: Pendidikan Berkualitas dan SDGs 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan.

Rombongan kunjungan dipimpin oleh Dr. H. Kardi, S.Ag., M.Hum., Kepala UPT Perpustakaan, bersama tujuh peserta lain yang terdiri atas dosen, pustakawan, dan staf Pascasarjana UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo. Mereka diterima oleh Wahyu Supriyanto, S.E., M.Si. (Kepala Bidang Perpustakaan), Yulistiarini Kumaraningrum, S.P., M.M. (Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi), serta Sarwono, S.IP., M.A. (Pustakawan UGM).
Dalam sambutannya, Wahyu Supriyanto menyampaikan gambaran umum tentang layanan dan perkembangan Perpustakaan dan Arsip UGM, meliputi sistem perpustakaan yang terintegrasi, pengelolaan koleksi cetak dan digital, pemanfaatan berbagai platform akses sumber ilmiah, serta penyediaan fasilitas belajar yang mendukung aktivitas akademik. “Kami terus memperkuat layanan agar perpustakaan menjadi ruang belajar yang mudah diakses, relevan, dan mampu menjawab kebutuhan sivitas akademika,” ujarnya.
Yulistiarini Kumaraningrum menyampaikan alur pengelolaan karya ilmiah mulai dari unggah mandiri, verifikasi berkas, pengecekan orisinalitas, hingga penyimpanan pada repository institusi yang terintegrasi. Sistem ini turut memperkuat implementasi SDGs 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, terutama dalam hal penguatan infrastruktur digital pendidikan tinggi.
Selain itu, Tim Perpustakaan dan Arsip UGM juga memaparkan strategi peningkatan kunjungan perpustakaan melalui penyediaan layanan yang responsif terhadap kebutuhan pengguna. Inovasi tersebut meliputi ruang nyaman seperti TGCL (The Gade Creative Lounge), layanan konsultasi Library Clinic, serta mini class literasi informasi yang secara konsisten digelar untuk meningkatkan kapasitas literasi akademik.
Sarwono menekankan pentingnya konsep perpustakaan sebagai ruang belajar yang humanis. “Ketika mahasiswa merasa nyaman, mereka lebih produktif dan lebih terlibat dalam proses akademik. Itulah lingkungan yang kami bangun di UGM,” tuturnya.
Usai sesi diskusi, rombongan diajak mengunjungi fasilitas layanan, mulai dari TGCL, Ruang ETD, hingga Lawang Sajarah. Para peserta menunjukkan antusiasme, terutama terkait implementasi sistem layanan yang terintegrasi dan orientasi ruang yang memudahkan interaksi.

Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat jejaring antarperguruan tinggi, sejalan dengan SDGs 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dengan semangat kemitraan tersebut, kedua institusi berkomitmen memperluas kerja sama di bidang pengelolaan pengetahuan, literasi informasi, dan penguatan akses pendidikan, sebagai kontribusi nyata dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Kontributor: Wasilatul Baroroh