Dua staf Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Herman Setyawan, M.Sc. dan Wasilatul Baroroh, S.S.I., resmi menerbitkan buku berjudul Masa Depan Pengetahuan: Transformasi Perpustakaan dan Arsip dalam Ekosistem Pengetahuan Baru melalui Penerbit Nasmedia pada Desember 2025. Karya ini hadir sebagai kontribusi pemikiran reflektif tentang bagaimana perpustakaan dan arsip harus bertransformasi di tengah percepatan digital dan perubahan ekologi pengetahuan global.
Buku ini memuat sepuluh bab dengan gagasan kuat tentang pergeseran paradigma pengelolaan informasi, dari berbasis material menuju era imaterial, dari ruang penyimpanan menuju ruang kolaborasi, serta dari pengelola dokumen menjadi kurator pengetahuan. Isinya mencakup isu strategis seperti metadata semantik, etika kecerdasan buatan, pelestarian arsip digital, green library, hingga perpustakaan sebagai ruang sosial dan arsip sebagai identitas kolektif bangsa.
“Perpustakaan dan arsip harus menjadi organisme pengetahuan yang hidup. Peran kita bukan lagi hanya menjaga koleksi, tetapi mengelola pengetahuan dengan cara yang inovatif, responsif, dan relevan,” ujar Dr. Herman Setyawan.
Penulis kedua, Wasilatul Baroroh, mengatakan bahwa buku ini diharapkan menjadi bacaan penting bagi para pustakawan, arsiparis, peneliti, hingga pembuat kebijakan. “Teknologi hanyalah alat. Di balik semua inovasi, manusialah yang menjadi kurator makna. Buku ini mencoba membuka pandangan akan masa depan profesi informasi yang lebih adaptif dan humanis,” tuturnya.
Karya tersebut mendapat apresiasi langsung dari Dr. Djoko Utomo, M.A., Honorary Member of SARBICA sekaligus Kepala ANRI periode 2004–2009. Dalam testimoninya ia menyebut, “Salah satu keistimewaan buku ini adalah retorikanya, yakni retorika yang mencerminkan diskursus pembaruan perpustakaan dan kearsipan di Indonesia. Ini merupakan buku yang sangat concise, padat dan berisi, dipenuhi teori serta gagasan mutakhir, didukung 269 referensi termasuk rujukan terbaru tahun 2025. Karya ini boleh dikatakan spektakuler dan sangat layak dibaca oleh pustakawan maupun arsiparis untuk menambah wawasan baru.”
Buku ini juga didukung oleh berbagai tokoh kearsipan dan perpustakaan seperti Prof. Dr. H. Nandang Alamsah Deliarnoor, S.H., S.A.P., M.Hum. (Ketua Umum Perkumpulan Arsip Perguruan Tinggi Indonesia/PAPTI), Dr. H. Andi Kasman, S.E., M.M. (Ketua Umum Asosiasi Arsiparis Indonesia/AAI), Ida Fajar Priyanto, Ph.D. (Dosen Sekolah Pascasarjana UGM), dan Hani Qonitah, S.S., M.IMS (Ketua Umum Perkumpulan Profesi Pengelola Rekod Indonesia/P3RI).
Keberadaan buku Masa Depan Pengetahuan menjadi penanda penting bahwa kontribusi pemikiran dapat lahir dari ruang kerja sehari-hari di perpustakaan dan arsip. Selain menjadi literatur akademik, ia juga memperkuat upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 4 mengenai Pendidikan Berkualitas dan poin 16 tentang Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh.
Lebih dari itu, buku ini mengingatkan bahwa teknologi dapat mempercepat data, tetapi manusialah yang menjaga makna. Di tengah derasnya arus digital, perpustakaan dan arsip tetap menjadi fondasi peradaban, ruang yang menyimpan memori, membangun pengetahuan, dan menuntun arah masa depan.
Kontributor: Wasilatul Baroroh