Berbagi Inovasi dan Semangat Kolaborasi: Pustakawan UGM Ungkap Perjalanan Raih Juara 3 Nasional di ALIA 2025

Inovasi tidak selalu lahir dari laboratorium riset besar. Kadang, gagasan kecil yang tumbuh dari keseharian di perpustakaan mampu membawa perubahan besar. Semangat inilah yang dipegang teguh oleh Lilik Kurniawati Uswah, S.E., M.Si., Ketua Tim Academic Library Inovation Award (ALIA) Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM), saat berbagi pengalaman dalam ajang MORNING (Monthly Learning) yang digelar oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) DIY, Selasa (4/11) secara daring.

Dalam forum bertema “Best Library Innovation 2025: Inspiration, Collaboration, and Transformation” itu, Lilik mengisahkan perjalanan timnya hingga berhasil meraih Juara 3 Nasional dalam ajang ALIA 2025. Kompetisi ini diselenggarakan oleh FPPTI sebagai ajang apresiasi bagi perpustakaan akademik yang menampilkan inovasi dalam layanan, manajemen, maupun pemanfaatan teknologi, termasuk kecerdasan buatan.

Lilik menjelaskan, inovasi yang diusung Perpustakaan dan Arsip UGM bertajuk “Integrasi Artificial Intelligence dalam Transformasi Perpustakaan dan Arsip UGM”, dengan produk utama “Siniar Pustaka-Kintaka”. Melalui siniar tersebut, Perpustakaan dan Arsip UGM berupaya menjawab perubahan pola konsumsi informasi generasi muda sekaligus membangun citra perpustakaan yang modern, kreatif, dan inklusif.

“Podcast ini kami kembangkan sebagai jembatan antara pustaka dan masyarakat digital. Kami ingin menunjukkan bahwa perpustakaan dan arsip bisa hadir dengan cara yang menyenangkan, tanpa kehilangan esensi edukatifnya,” ujar Lilik.

Perjalanan menuju ajang ALIA 2025 bukan tanpa tantangan. Tim harus merumuskan gagasan yang ilmiah, menyusun data pendukung, hingga menyeimbangkan waktu antara persiapan lomba dan tugas layanan harian. Namun, kerja sama tim menjadi kunci utama keberhasilan. “Kami belajar bahwa kolaborasi bukan sekadar berbagi tugas, tapi berbagi semangat dan kepercayaan,” ungkap Lilik.

Melalui kompetisi ini, tim ALIA UGM membawa pulang prestasi sekaligus pengalaman berharga untuk terus memperkuat roadmap inovasi perpustakaan. Beberapa langkah lanjutan yang telah disiapkan antara lain penguatan dokumentasi dampak, peningkatan kualitas konten, serta dukungan kelembagaan dalam pengembangan inovasi digital.

Dalam kesempatan itu, Lilik juga menyampaikan pesan inspiratif bagi rekan pustakawan di seluruh Indonesia. “Jangan pernah meremehkan ide kecil yang lahir dari rutinitas kita. Dari hal sederhana, kita bisa menumbuhkan inovasi yang berdampak besar bagi pengguna,” pesannya penuh makna.

Program MORNING turut menghadirkan narasumber Teguh Prasetyo Utomo, S.I.Pust. dari Universitas Islam Indonesia dan tim ALIA dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), serta dimoderatori oleh Salwa Merta Althifannida, S.IP. dari Universitas Ahmad Dahlan.

Kegiatan ini menjadi wadah kolaboratif untuk saling berbagi praktik terbaik di bidang kepustakawanan. Selain memperkuat jejaring antarperguruan tinggi, kegiatan ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Dengan semangat inovasi dan kolaborasi yang terus tumbuh, para pustakawan diharapkan menjadi motor penggerak perubahan dalam menghadapi era digital. Sebagaimana disampaikan Lilik, “Perpustakaan bukan lagi sekadar tempat menyimpan pengetahuan, tetapi ruang hidup bagi ide, kreativitas, dan kolaborasi.”

Kontributor: Wasilatul Baroroh