Ratusan kisah penuh perjuangan, kegigihan, dan pengabdian terhimpun dalam buku Gema Mimpi Anak Negeri, yang dibedah dalam acara bedah buku dan talkshow inspiratif bertajuk “Gema Mimpi Anak Negeri: LPDP Universitas Gadjah Mada untuk Nusantara” pada Rabu (24/9/2025). Buku ini memuat 131 cerita para awardee LPDP yang membagikan perjalanan hidup mereka untuk memberi inspirasi bagi generasi muda Indonesia.
Acara yang digelar di Ruang Seminar Perpustakaan dan Arsip UGM ini dibuka dengan sambutan hangat dari Lurah LPDP UGM, Boy Kurniawan, yang menekankan pentingnya budaya menulis sebagai bentuk kontribusi nyata bagi masyarakat. Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kepala Perpustakaan dan Arsip UGM, Arif Surachman, SIP., MBA., yang menegaskan peran perpustakaan sebagai ruang berbagi inspirasi dan pengetahuan. Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan penyerahan plakat dan penghargaan kepada 12 penulis terbaik yang dinilai berhasil menghadirkan kisah paling inspiratif dalam buku Gema Mimpi Anak Negeri.
Sesi diskusi dipandu oleh Triwahyuningsih, S.E., yang mampu menciptakan suasana cair sekaligus menggugah antusiasme peserta. Diskusi menghadirkan tiga narasumber utama dengan perspektif yang saling melengkapi. Manda Juniawan, S.Pd. sebagai inisiator penulisan buku, Idatus Sholihah, S.Pd. selaku editor, dan Supriyatin, S.Pt. sebagai penulis terbaik. Kehadiran ketiga narasumber ini menjadikan diskusi lebih dinamis, mengalir dari proses ide, teknis penulisan, hingga refleksi personal tentang makna menulis dan berbagi pengalaman.
Dalam sesi diskusi, Manda menekankan alasannya memilih buku sebagai media untuk berbagi inspirasi. “Buku tidak lekang waktu. Dengan menulis, kita akan selalu dikenang, dan cerita-cerita ini bisa menjadi warisan semangat bagi banyak orang,” ujarnya.
Sementara itu, Idatus mengungkapkan betapa kisah-kisah para penulis menyentuh banyak sisi kehidupan, mulai dari perjuangan tenaga kesehatan di pelosok hingga advokasi kesetaraan gender. “Nilai utama yang kami temukan adalah kegigihan, pengabdian, dan semangat berbagi,” jelasnya.
Supriyatin, salah satu penulis terbaik, menegaskan pentingnya menulis dengan kejujuran. “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Kisah yang ditulis dengan hati akan sampai ke hati pembaca,” tuturnya.
Kegiatan ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dengan memperluas akses literasi dan motivasi belajar, serta SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, dengan menampilkan beragam kisah dari latar belakang sosial yang berbeda.
Melalui Gema Mimpi Anak Negeri, pesan yang digaungkan jelas: keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkarya. Justru dari keterbatasan itulah lahir mimpi yang diperjuangkan dengan kegigihan, hingga akhirnya melahirkan kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa. Kisah-kisah dalam buku ini menunjukkan bahwa setiap tantangan dapat menjadi pijakan untuk melangkah lebih jauh, asalkan disertai tekad dan semangat berbagi. Dengan demikian, buku ini tidak hanya menjadi dokumentasi pengalaman, tetapi juga sumber motivasi yang mampu menyalakan harapan bagi generasi berikutnya.
Kontributor: Wasilatul Baroroh


