UGM, PAPTI dan UNESCO Selenggarakan Workshop Disaster Risk Management: Managing Strategies for Disaster Prevention and Preparedness di UGM

Yogyakarta, 31 Oktober 2024 - Workshop bertajuk "Disaster Risk Management: Managing Strategies for Disaster Prevention and Preparedness" diselenggarakan kerja sama antara Universitas Gadjah Mada (UGM, Perkumpulan Arsip Perguruan Tinggi Indonesia (PAPTI) dan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di Ruang Sekip, University Club (UC) Hotel UGM, Yogyakarta, pada 29 hingga 31 Oktober 2024. Workshop dihadiri oleh 41 peserta yang berasal dari berbagai daerah serta mewakili institusi arsip, perpustakaan, dan museum di seluruh Indonesia.

Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan praktis dalam manajemen risiko bencana, khususnya dalam konteks pelestarian arsip, perpustakaan, dan koleksi museum. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara yang diselenggarakan Universitas Gadjah Mada dalam upaya memperkuat kolaborasi dan membangun kapasitas lembaga-lembaga budaya dalam menghadapi risiko bencana.

Narasumber yang dihadirkan adalah Widiatmoko Adi Putranto, Dosen Program Studi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi Universitas Gadjah Mada, dan Kepala Laboratorium Preservasi dari National University of Singapore, Sanira Beevi binte Karim Gani. Sanira menyampaikan materi yang sangat berkaitan dengan kondisi di Indonesia seperti lembab, jamur, dan kondisi akibat faktor kimia lainnya serta langkah-langkah pencengahannya.

Sanira juga memahami bahwa kesadaran perawatan koleksi bukan hanya masalah di Indonesia, namun juga di banyak negara, tak luput dengan Negara Singapura. “This is not only happen here, but also problem of many countries” tuturnya.

Selama tiga hari, peserta mendapatkan materi yang komprehensif tentang strategi pencegahan dan kesiapsiagaan bencana yang disampaikan oleh para pakar di bidang manajemen risiko dan pelestarian budaya. Sesi workshop mencakup berbagai topik, mulai dari identifikasi risiko, mitigasi bencana, hingga pembuatan rencana tanggap darurat yang efektif untuk melindungi aset budaya yang dimiliki oleh masing-masing institusi.

Peserta dibagi menjadi 7 kelompok untuk berdiskusi terkait strategi dalam mitigasi bencana terhadap koleksi-koleksi yang dimiliki dan dipresentasikan di depan peserta lainnya. Para peserta tampak antusias berpartisipasi dalam sesi diskusi dan simulasi yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman tentang langkah-langkah praktis dalam menghadapi ancaman bencana. Melalui sesi ini, mereka diharapkan dapat menerapkan strategi yang relevan dan efektif di institusi masing-masing untuk melindungi koleksi dan arsip dari risiko bencana.