Arsip:

SDG 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh

Perkuat Tata Kelola Perpustakaan, BPK Jawa Tengah Kunjungi Perpustakaan dan Arsip UGM

Upaya memperkuat tata kelola perpustakaan di lingkungan lembaga pemerintahan kembali mendapat perhatian. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah melakukan kunjungan kerja ke Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Rabu (5/11/2025). Kegiatan ini menjadi ajang berbagi pengalaman sekaligus menggali praktik terbaik pengelolaan perpustakaan.

lebih lanjut

Tujuh Staf Perpustakaan dan Arsip UGM Raih Penghargaan Satyalancana Karya Satya

Komitmen dan dedikasi staf Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mendapat apresiasi. Tujuh staf Perpustakaan dan Arsip UGM menerima penghargaan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia pada Kamis (10/10/2025). Penghargaan ini diberikan kepada aparatur sipil negara (ASN) yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, dan kinerja luar biasa dalam menjalankan tugasnya di bidang pelayanan pendidikan..

lebih lanjut

PPID UGM Lakukan Visitasi Monev Internal ke Perpustakaan dan Arsip untuk Tingkatkan Layanan Informasi Publik

Upaya Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam memperkuat keterbukaan informasi publik kembali ditegaskan melalui kegiatan Visitasi Monitoring dan Evaluasi (Monev) Internal Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pelaksana Tahun 2025. Pada Selasa (9/9), Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, S.H., LL.M., bersama Tim PPID UGM, melakukan kunjungan ke PPID Pelaksana Perpustakaan dan Arsip UGM. 

lebih lanjut

Membangun Karakter Lewat Buku: Aksi Donasi Buku dan Refleksi Literasi di SMP Muhammadiyah Kretek Bantul

Perpustakaan dan Arsip UGM kembali menggelar kegiatan literasi bertajuk “Berbagi Ilmu, Menebar Manfaat: Aksi Donasi Buku dan Literasi untuk Negeri” pada Rabu (23/7) di SMP Muhammadiyah Kretek, Bantul, Yogyakarta. Kegiatan ini menyasar siswa sekolah menengah sebagai bagian dari upaya menanamkan nilai-nilai moral, sosial, dan spiritual melalui medium buku dan diskusi reflektif. Mungkin belum bisa menyelesaikan banyak perkara dalam generasi muda, tapi setidaknya menjadi angin sejuk di tengah tantangan krisis karakter yang dihadapi.

Mengangkat tema “Membaca untuk Menjadi Manusia yang Lebih Baik”, acara diawali dengan penyerahan donasi buku secara simbolis oleh Yulistiarini Kumaraningrum, S.P., M.M., selaku Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi Perpustakaan dan Arsip UGM, kepada Kepala SMP Muhammadiyah Kretek, Tri Inayah, S.Pd. Donasi ini merupakan wujud komitmen Perpustakaan dan Arsip UGM dalam mendukung penguatan literasi dan sebagai bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan sesi refleksi yang dipandu oleh Sarwono, SIP., MA., yang merupakan pustakawan madya UGM. Dalam paparannya, Sarwono menekankan bahwa literasi bukan sekadar membaca teks, melainkan kemampuan menyerap makna yang lebih dalam. “Literasi adalah proses menyerap makna melalui membaca, menganalisis, dan memahami. Dari sanalah kita bisa belajar membentuk karakter, melalui pertanyaan, refleksi, dan rasa ingin tahu,” jelasnya.

Sesi diskusi berlangsung interaktif, mengajak siswa menggali makna literasi melalui refleksi dan kuis menarik. Para siswa juga terlibat aktif dalam dialog seputar literasi. Suasana penuh semangat dan kehangatan menjadikan ruang kelas sebagai arena pembelajaran nilai yang hidup dan menyenangkan.

Salah satu peserta, Firli, siswi kelas 7, menyampaikan kesan mendalam usai mengikuti rangkaian kegiatan. Ia merasa senang bisa ikut belajar bersama dan menyampaikan apresiasinya kepada tim penyelenggara. “Terima kasih sudah datang ke sekolah kami dan mengadakan kegiatan yang seru. Aku jadi lebih paham arti literasi, dan senang bisa ikut kuis dan berdiskusi bareng teman-teman,” ungkapnya dengan antusias.

Inisiatif ini menjadi bagian dari kontribusi Perpustakaan dan Arsip UGM dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui peningkatan literasi dan pendidikan karakter yang berkelanjutan; SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh, dengan menanamkan nilai-nilai hidup damai dan bertanggung jawab sejak usia dini; serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, melalui kolaborasi strategis antara institusi pendidikan tinggi dan sekolah dalam membangun ekosistem pembelajaran yang inklusif dan transformatif.

Dengan mengusung pendekatan literasi berbasis karakter, kegiatan ini menegaskan bahwa perpustakaan bukan sekadar tempat menyimpan buku, tetapi ruang hidup yang menanamkan nilai, membangun daya pikir, dan memperluas cakrawala kemanusiaan. Sebuah gerakan kecil yang menebar cahaya di tengah tantangan zaman.

Kontributor: Wasilatul Baroroh lebih lanjut

Talkshow Pancasila dan Kampus Rakyat: UGM dalam Lintasan Sejarah dan Masa Depan

Bagaimana Pancasila hidup di kampus rakyat dan menjawab tantangan zaman? Pertanyaan ini menjadi benang merah dalam talkshow kearsipan bertema "Pancasila dan Kampus Rakyat: UGM dalam Lintasan Sejarah dan Masa Depan", yang diselenggarakan oleh Perpustakaan dan Arsip UGM berkolaborasi dengan Museum UGM, pada Kamis (26/6). Kegiatan ini berlangsung di Ruang Seminar Gd. L1 Lantai 2 dan menjadi bagian dari rangkaian Gadjah Mada Library and Archives Fair (GMLAF) 2025.

Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Dr. Tjahjono Prasodjo, M.A., selaku Ketua Pengelola Museum UGM, yang menekankan pentingnya arsip sebagai penanda identitas institusi dan jembatan nilai antara masa lalu dan masa depan. Ia menyebut bahwa inisiatif semacam ini menjadi medium efektif untuk menafsirkan ulang nilai-nilai dasar kebangsaan dalam konteks kekinian dan kampus sebagai ruang hidup ideologi Pancasila.

pancasila 1

Talkshow menghadirkan dua narasumber utama yakni, Dr. Heri Santoso, S.S., M.Hum., dosen Filsafat Pancasila dari Program Doktor Filsafat UGM, dan Baha’uddin, S.S., M.Hum., dosen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UGM. Diskusi dipandu oleh Dr. Herman Setyawan, M.Sc.

pancasila 2

Dalam paparannya, Dr. Heri Santoso menekankan bahwa Pancasila tidak bisa berhenti sebagai dokumen normatif atau jargon institusional. "Pancasila harus menjadi cara berpikir, cara bersikap, dan cara bertindak dalam kehidupan akademik dan sosial. Ia adalah energi etik yang menjiwai aktivitas kampus," tegasnya.

Sementara itu, Baha’uddin menyoroti dimensi historis UGM yang sejak awal berdiri telah menjelma sebagai kampus perjuangan dan perlawanan budaya. "UGM didirikan di tengah krisis bangsa, dan sejak itu ia memposisikan diri sebagai kampus rakyat. Identitas ini harus terus dipelihara dengan merawat nilai-nilai Pancasila secara kritis dan historis," ujarnya.

Para pembicara menyoroti peran UGM sebagai universitas nasional sejak 1949 yang menghidupkan Pancasila dalam praktik, mulai dari pengabdian di daerah terpencil hingga simbolisme identitas kampus. Mereka juga mem-

bahas integrasi nilai Pancasila dalam kurikulum, etika akademik, serta relevansinya di kancah global sebagai panduan moral dan visi kebangsaan.

Kegiatan ini dihadiri sejumlah tamu dari beragam latar belakang, antara lain perwakilan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, perwakilan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Yogyakarta, perwakilan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Ketua Program Studi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi Sekolah Vokasi UGM, serta arsiparis, pustakawan, pengelola museum, dan mahasiswa UGM.

pancasila 3
pancasila 4
pancasila 5

Talkshow ini mencerminkan komitmen UGM terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui pembinaan nilai kebangsaan dalam pendidikan tinggi, SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh) melalui penguatan institusi berbasis nilai, serta SDG 11 (Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan) melalui pelestarian memori kolektif dan warisan budaya kampus.

Talkshow ini menjadi ruang reflektif bagi sivitas akademika untuk meneguhkan kembali komitmen UGM dalam merawat nilai kebangsaan, menjaga integritas kelembagaan, dan menghidupkan Pancasila sebagai fondasi intelektual, etis, dan sosial kampus.

Kontributor: Wasilatul Baroroh

Halal Bihalal di Perpustakaan dan Arsip: Memperkokoh Ukhuwah Insaniyah dan Ukhuwah Wathoniyah

Pada hari Rabu, 09 April 2025, suasana keakraban dan kebersamaan terasa begitu kental di Ruang Seminar Gedung L1 Lantai 2 Perpustakaan dan Arsip UGM. Kegiatan Halal Bihalal yang diselenggarakan selepas Idulfitri ini diikuti oleh keluarga besar Perpustakaan dan Arsip UGM, mulai dari pimpinan, staf, purnakarya, cleaning service, hingga mahasiswa paruh waktu. Kegiatan ini mencerminkan betapa nilai-nilai silaturahmi dan kebersamaan dijunjung tinggi di lingkungan ini.

Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang membuka ruang renungan dan kesadaran spiritual. Disusul dengan sambutan dari Kepala Perpustakaan dan Arsip UGM, Arif Surachman, SIP., MBA. Dalam sambutannya, beliau mengangkat tema syawalan "Memperkokoh Ukhuwah Insaniyah dan Ukhuwah Wathoniyah sebagai Landasan Mewujudkan Lingkungan Madani". Tema ini menegaskan pentingnya membangun relasi antar manusia yang saling menghormati dan penuh kasih, tanpa membedakan agama, suku, ras, atau golongan–sebuah nilai yang selaras dengan semangat keberagaman dan keadilan sosial.

Kegiatan dilanjutkan dengan doa dan siraman rohani yang disampaikan oleh Ustadz H. Charis Thohari Rohman, S.Sy., S.Th.I., M.S.Si., ALHafidz. Beliau menguraikan hikmah syawalan sebagai momen spiritual yang sarat makna: saat yang tepat untuk membuka hati, memperkuat tali silaturahmi, dan menyucikan jiwa.

syawalan 1

Seluruh peserta kemudian bersama-sama membaca ikrar syawalan yang dipandu oleh Surajiman, S.E., sebagai bentuk komitmen kolektif untuk terus menjaga keharmonisan dan memperkuat solidaritas antarsesama. Suasana semakin hangat ketika para peserta saling bersalaman dan saling memaafkan dalam sesi halal bihalal, menciptakan ruang emosional yang penuh kelegaan dan ketulusan.

syawalan 2

syawalan 3

syawalan 4

Kegiatan ini bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi juga mencerminkan kontribusi nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam konteks SDG 16: Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh, Halal Bihalal mendukung terciptanya lingkungan kerja yang damai, inklusif, dan partisipatif, dengan mempererat hubungan antarpersonal dan memperkuat rasa saling percaya.

Halal Bihalal di Perpustakaan dan Arsip UGM 2025 menjadi lebih dari sekadar tradisi. Ia menjelma menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi, sekaligus sebagai bentuk penguatan nilai-nilai kebersamaan dan saling menghargai di lingkungan kerja.

Kontributor: Wasilatul Baroroh

syawalan 5

syawalan 6

Nitilaku 2024: Perpustakaan dan Arsip UGM Angkat Keberagaman Asal Daerah Rektor

Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) turut memeriahkan Kirab Budaya Nitilaku yang diselenggarakan oleh Panitia Dies UGM ke-75, digelar pada Minggu, 15 Desember 2024. Dengan tema "Silaturahmi Kebangsaan", Nitilaku menjadi momentum penuh makna untuk merefleksikan persatuan dalam keberagaman budaya Indonesia.

Mengusung konsep yang unik dan sarat nilai sejarah, perwakilan Perpustakaan dan Arsip UGM tampil memukau dengan mengenakan pakaian adat dari daerah asal para rektor UGM. Tidak hanya itu, mereka juga membawa foto rektor-rektor UGM, mulai dari Prof. Sardjito, rektor pertama, hingga Prof. Ova Emilia, rektor saat ini. Hal ini menegaskan bahwa UGM adalah institusi yang inklusif dan mencerminkan keberagaman nusantara melalui para pemimpinnya.

Tak hanya sekadar parade, Perpustakaan dan Arsip UGM juga memperkaya acara ini dengan membawa informasi penting tentang jejak kepemimpinan rektor-rektor UGM dari masa ke masa, Sejarah UGM mulai dari berdirinya di Keraton Yogyakarta hingga perpindahannya ke Bulaksumur, kontribusi UGM dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat selama tujuh dekade lebih.

niti laku 1

Keikutsertaan Perpustakaan dan Arsip UGM dalam Nitilaku juga menjadi wujud nyata dukungan terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui edukasi budaya lokal dalam kegiatan akademik; SDG 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, dengan merayakan pakaian adat sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan; dan SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh, dengan menghormati keberagaman budaya untuk menciptakan masyarakat yang damai dan inklusif.

niti laku 2
niti laku 3
niti laku 4

Kirab budaya ini dimulai dari Wisma Kagama dan berakhir di Balairung UGM, melibatkan berbagai unit kerja di lingkungan UGM dan keluarga alumni UGM (Kagama). Peserta dengan antusias menampilkan kekayaan budaya dari seluruh penjuru negeri, menciptakan suasana semarak yang mencerminkan semangat persatuan dan kebangsaan.

Melalui partisipasinya, Perpustakaan dan Arsip UGM menguatkan perannya sebagai penjaga sejarah dan budaya bangsa, sekaligus penggerak pembangunan berkelanjutan di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Kontributor: Wasilatul Baroroh