Perpustakaan Menemui Civitas Academica Setiap Saat via MLibrary

Hari Kamis, 1 September 2016 jam 09.00-11.00, Perpustakaan UGM mendapatkan kunjungan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) yang dipimpin oleh Bapak Trianto Setiawan, S.E selaku Kepala Sub Bagian Dokumentasi Ilmiah bersama 5 (lima) orang dari sub bagian perangkat lunak & keras, pustakawan, dan jaringan. BAPETEN merupakan badan di bawah Kementerian RISTEKDIKTI yang berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan tenaga nuklir.

Kunjungan Tim BAPETEN ke Perpustakaan UGM dalam rangka berdiskusi tentang pengelolaan dan layanan yang telah diterapkan oleh Perpustakaan UGM serta studi banding mengenai penggunaan perpustakaan digital yang sudah dikembangkan oleh Perpustakaan UGM. Pada kunjungan ini rombongan BAPETEN disambut oleh Bapak Arif Surachman, M.B.A, selaku Kepala Bidang Database dan Jaringan Perpustakaan UGM, Bapak Haryanta Bidang TI dan Sumber Daya Digital dan Ibu Nur Cahyati Wahyuni (Humas Perpustakaan).

Di awal sesi, Bu Nur menyampaikan bahwa perpustakaan menjadi salah satu ikon pembelajaran dari UGM. Oleh sebab itu, Perpustakaan UGM memfasilitasi ruang bagi mahasiswa untuk berinteraksi, berdiskusi dan belajar bersama "Gedung Perpustakaan ini memiliki konsep information commons, di mana mahasiswa dapat berinteraksi antar civitas academica dan ilmu pengetahuan dari berbagai sumber cetak dan elektronik. Biar betah, kami sediakan juga fasilitas ruang diskusi, air minum kampus (SPAM), dan juga wifi".

Akses pada koleksi Perpustakaan UGM lebih mudah, lanjut Bapak Haryanta. Perpustakaan UGM sudah melakukan integrasi sistem dengan 21 perpustakaan Fakultas/Sekolah sehingga Mahasiswa dapat mengakses katalog dan melakukan peminjaman buku seluruh Perpustakaan Fakultas/Sekolah. di lingkungan UGM.

Selanjutnya, Bapak Arif Surachman memaparkan sejak tahun 2015 untuk meningkatkan peran dalam pembelajaran, Perpustakaan UGM bekerjasama dengan PT. Gamatechno telah meluncurkan layanan MLibrary versi Android dan IOs. Cukup dengan memiliki akun MLibrary yang tersedia di ponsel Mahasiswa dapat mengakses OPAC untuk mencari koleksi cetak yang tersedia, informasi keberadaannya, dan juga status koleksi cetak yang ada di perpustakaan UGM. Dengan demikian, mahasiswa tidak perlu datang langsung ke perpustakaan UGM untuk memastikaan ketersediaan buku yang dicari.

Dari diskusi selama kunjungan, selaku perwakilan dari BAPETEN, Bapak Trianto Setiawan menyampaikan ketertarikannya dengan layanan aplikasi MLibrary dan Sistem Informasi Perpustakaan "Integrasi" yang dimiliki Perpustakaan UGM. Cukup dengan menggunakan aplikasi MLibrary, harapannya, peneliti di BAPETEN dimudahkan dalam mengakses layanan perpustakaan dan jurnal digital melalui ponsel pintarnya. Bagi pustakawan sendiri, menguntungkan karena dapat "menjumpai" penelitinya setiap saat untuk menyampaikan informasi terkini.(Cahya)