Meraih Cinta Civitas Academica di Era Normal Baru, Perpustakaan Goes Digital

Seiring dengan bertambahnya populasi generasi millennial yang memanfaatkan layanan perpustakaan dan kemudahan akses yang diperoleh terhadap koleksi dalam format digital telah mengubah pola pemanfaatan sumber daya informasi yang disediakan oleh perpustakaan,” papar Dra. Nawang Purwanti, M. Lib. dalam acara Penyampaian Laporan Tahun 2017 Perpustakaan UGM yang mengusung tema “Perpustakaan dan New Normal Era” pada hari Kamis, 1 Maret 2018. Hal tersebut disampaikan untuk menanggapi Tren pemanfaatan e-book di Perpustakaan UGM yang terus mengalami peningkatan, di samping tren angka peminjaman koleksi cetak yang mengalami pasang surut.

Adanya perubahan tren tersebut mendorong perpustakaan untuk terus meningkatkan kualitas layanannya. Salah satu bidang yang penting dalam merespon perubahan kebutuhan informasi adalah bidang basis data dan jaringan. Untuk meningkatkan kinerja di bidang database dan jaringan, Nawang menjelaskan terdapat pengembangan aplikasi dan sistem informasi tahun 2017, meliputi pengembangan aplikasi Tesis/Disertasi Elektronik dan penyelesaian migrasi data repositori, serta perubahan template laman web perpustakaan sesuai dengan arahan dan kebijakan yang berlaku di UGM.

Hal ini senada dengan apa yang dikatakan Safirotu Khoir, Ph.D dalam pidato ilmiahnya yang bertajuk “The Need to Change: Perilaku dan Manajemen Informasi dalam Era Normal Baru”. “Saat ini orang cenderung lebih senang membaca informasi yang dapat dengan mudah dibawa atau disimpan dalam ponsel, juga tidak terlalu suka membawa beban berat dalam bentuk buku cetak.” Ia menambahkan bahwa situasi berubah dalam kurun waktu tiga dasa warsa terakhir dan menjadi situasi normal yang baru, sehingga perubahan ini adalah normal dan tidak lagi menjadi sesuatu yang menggemparkan. Fenomena ini sudah menjadi bagian hidup setelah disrupsi. Untuk itu, perpustakaan perlu melakukan berbagai perubahan yaitu resources, spaces, dan sumber daya manusia, serta lebih jeli dalam penyusunan rencana strategis untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan di setiap bidang pengajaran dan penelitian, posisi historis, serta visi dan misi sebagai universitas kelas dunia.

Untuk mencapai keseimbangan baru dalam era normal baru ini, perpustakaan UGM memberikan perhatian terhadap aspirasi dari pemustaka, baik itu mahasiswa, dosen, staf, dan masyarakat umum guna meningkatkan performa menuju Perpustakaan yang bernuansa Kekinian. Nawang menjelaskan, ada tiga media yang digunakan, yaitu dengan aplikasi SIAP (Sistem Informasi Aspirasi Publik), survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), dan melalui komentar masyarakat yang disampaikan melalui Google Reviews. Selain itu, perpustakaan juga mendekatkan diri dengan mahasiswa melalui program mahasiswa paruh waktu untuk memahami perubahan kebutuhan dan perilaku penggunaan informasi generasi millennial saat ini.

Umpan balik dari pemustaka sangat penting sebagai masukan bagi perpustakaan untuk melakukan tindak lanjut dengan mengadakan perbaikan aspek yang kinerjanya belum memenuhi harapan pemustaka. Untuk itu perpustakaan pun secara berkala memberikan apresiasi kepada pemustaka yang paling aktif menggunakan layanan perpustakaan. Hari ini tiga penghargaan diberikan kepada tiga pemustaka aktif, yaitu Sdr. Suwarno, mahasiswa Prodi S3 Sejarah yang meminjam buku terbanyak, sejumlah 248 sepanjang tahun 2017. Untuk pemustaka yang paling sering berkunjung secara fisik ke Perpustakaan di tahun 2017 adalah Sdr. Muhammad Abeng, mahasiswa Prodi S1 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian yang berkunjung sebanyak 202 kali. Sementara untuk pengunjung virtual melalui ezproxy database yang dilanggan oleh Perpustakaan adalah Sdr. Adri Warsena, mahasiswa Prodi S2 Magister Manajemen yang mengakses sebanyak 160.135 kali.

Perpustakaan makin berbenah diri, menyeimbangkan antara fasilitas fisik dan virtual, informasi analog dan digital, agar makin dicinta pemustakanya di Era Normal Baru ini.(cahya)