Sebanyak sepuluh pegawai Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi menerima tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia. Penghargaan ini diberikan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, serta prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sebagai abdi negara dan masyarakat.
Berita
Sebanyak 80 kantong darah berhasil dikumpulkan dalam kegiatan donor darah yang digelar Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM pada Jumat (15/8). Bertempat di Ruang Ex Terbitan Berkala dan Referensi, Gedung L6 Lantai 1, kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian acara Gadjah Mada Library and Archives Fair (GMLAF) 2025 yang mengusung semangat kepedulian sosial dan kesehatan masyarakat.

Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) turut serta dalam Program for International Orientation and New-student Empowerment to Enhance Readiness (PIONEER), kegiatan penyambutan dan pembekalan bagi ratusan mahasiswa internasional yang akan memulai studi pada semester gasal 2025/2026. Para mahasiswa tersebut mengikuti berbagai skema, mulai dari program bergelar (degree), pertukaran mahasiswa (student exchange), hingga non-gelar (non-degree). Program yang digelar Direktorat Kemitraan dan Relasi Global UGM ini dilaksanakan pada Jumat (15/8) di Grha Sabha Pramana (GSP) lantai 1.
Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) menghadirkan nuansa berbeda dalam rangkaian Gadjah Mada Library and Archive Fair (GMLAF) 2025 dengan menggelar Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) pada Jumat (15/8). Berkolaborasi dengan Health Promoting University (HPU), Biro Pelayanan Kesehatan Terpadu (BPKT), dan Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSGM), kegiatan ini tidak hanya fokus pada pemeriksaan kesehatan rutin, tetapi juga menyediakan layanan tambahan berupa pemeriksaan gigi dan mulut.

80 tahun sudah Indonesia merdeka, dan semangat perjuangan itu terus hidup dalam setiap lembar arsip, buku, dan cerita yang tersimpan di perpustakaan. 📚 Mari kita rayakan kemerdekaan dengan memperdalam pemahaman tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai kebangsaan yang membentuk jati diri kita. Perpustakaan bukan hanya tempat membaca—ia adalah penjaga memori bangsa.
Kunjungan ini secara langsung diterima oleh Wahyu Supriyanto, S.E., M.Si., selaku Kepala Bidang Perpustakaan, serta Yulistiarini Kumaraningrum, S.P., M.M., Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi, didampingi oleh Tim Data, Digital Resources, dan Teknologi Informasi. Dari pihak Kemenkeu, hadir Budi Sulistyo sebagai pimpinan rombongan, bersama staf dan pengelola perpustakaan dari berbagai unit kerja di lingkungan kementerian keuangan.
Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan dari Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Republik Indonesia pada Kamis (31/7) dalam rangka pendalaman konsep repositori institusi. Bertempat di Ruang Seminar Gedung L1 Lantai 2, kegiatan ini menjadi ajang berbagi praktik terbaik pengelolaan repositori digital yang telah dikembangkan oleh Perpustakaan dan Arsip UGM.
Kunjungan ini secara langsung diterima oleh Wahyu Supriyanto, S.E., M.Si., selaku Kepala Bidang Perpustakaan, serta Yulistiarini Kumaraningrum, S.P., M.M., Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi, didampingi oleh Tim Data, Digital Resources, dan Teknologi Informasi. Dari pihak Kemenkeu, hadir Budi Sulistyo sebagai pimpinan rombongan, bersama staf dan pengelola perpustakaan dari berbagai unit kerja di lingkungan kementerian keuangan.
Kegiatan diawali dengan pemaparan materi mengenai strategi pengelolaan repositori institusi oleh Tim Perpustakaan dan Arsip UGM, mencakup aspek kebijakan, sistem informasi, hingga peran repositori dalam mendukung keterbukaan akses terhadap hasil riset. “Repositori bukan hanya wadah penyimpanan, tapi pondasi penting untuk diseminasi pengetahuan yang akuntabel dan berkelanjutan,” ujar Yulistiarini.
Diskusi berlangsung dinamis, dengan berbagai pertanyaan dan diskusi dari peserta kunjungan. Usai sesi presentasi, rombongan diajak meninjau fasilitas koleksi langka dan ruang layanan Electronic Theses and Dissertations (ETD) yang menjadi bagian dari sistem repositori Perpustakaan dan Arsip UGM.
Budi Sulistyo menyampaikan apresiasinya atas sambutan dan materi yang dibagikan. “Kami sangat terbantu untuk melihat bagaimana UGM membangun sistem repositori secara terintegrasi. Ini menjadi referensi berharga untuk pengembangan hub pengetahuan Kemenkeu ke depan,” ungkapnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penguatan kapasitas pengelolaan informasi strategis melalui sinergi antarlembaga. Langkah ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui diseminasi ilmu pengetahuan terbuka, SDG 9: Industri, Inovasi dan Infrastruktur dalam penguatan infrastruktur digital lembaga, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kolaborasi antarinstansi.
Dengan inisiatif seperti ini, Perpustakaan dan Arsip UGM terus meneguhkan perannya sebagai pusat pengembangan literasi informasi dan infrastruktur pengetahuan yang inklusif dan berkelanjutan, dengan membuka akses, membangun jejaring, dan membentuk masa depan berbasis data dan informasi yang terpercaya.
Acara ini terbuka untuk seluruh civitas academica UGM, mulai dari mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, hingga peneliti. Peserta dibekali pemahaman praktis mengenai teknik pencarian artikel ilmiah secara sistematis, relevan, dan efisien dalam dua basis data internasional bereputasi lintas disiplin ilmu.
Kepala Perpustakaan dan Arsip UGM, Arif Surachman, SIP., MBA., hadir sebagai narasumber utama dan menyampaikan pentingnya keterampilan menavigasi sumber informasi ilmiah sebagai bagian dari literasi akademik yang utuh. “Di era banjir informasi, kemampuan menyaring dan mengakses referensi kredibel menjadi kompetensi penting bagi akademisi. Literasi informasi bukan sekadar akses, tapi juga tentang ketepatan, efisiensi, dan keberlanjutan dalam proses pembelajaran dan riset,” ujarnya.
Kelas ini tidak hanya mengulas fitur-fitur unggulan dari Emerald dan Nature, tetapi juga memperlihatkan langsung praktik pencarian topik, filter, dan penyusunan strategi kata kunci untuk menghasilkan hasil pencarian yang optimal dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Sebagai institusi yang berkomitmen terhadap pengembangan kapasitas sivitas akademika, program literasi ini merupakan kontribusi nyata Perpustakaan dan Arsip UGM terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui peningkatan literasi informasi berbasis sumber terpercaya.
Melalui inisiatif ini, Perpustakaan dan Arsip UGM terus mempertegas peran transformasionalnya, dari sekadar penyedia koleksi menjadi pusat pembelajaran dan pengembangan literasi akademik. Karena di era pengetahuan terbuka, belajar mengakses informasi secara cerdas adalah awal dari kemajuan intelektual yang berkelanjutan.
Kontributor: Wasilatul Baroroh

Mengangkat tema “Membaca untuk Menjadi Manusia yang Lebih Baik”, acara diawali dengan penyerahan donasi buku secara simbolis oleh Yulistiarini Kumaraningrum, S.P., M.M., selaku Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi Perpustakaan dan Arsip UGM, kepada Kepala SMP Muhammadiyah Kretek, Tri Inayah, S.Pd. Donasi ini merupakan wujud komitmen Perpustakaan dan Arsip UGM dalam mendukung penguatan literasi dan sebagai bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan sesi refleksi yang dipandu oleh Sarwono, SIP., MA., yang merupakan pustakawan madya UGM. Dalam paparannya, Sarwono menekankan bahwa literasi bukan sekadar membaca teks, melainkan kemampuan menyerap makna yang lebih dalam. “Literasi adalah proses menyerap makna melalui membaca, menganalisis, dan memahami. Dari sanalah kita bisa belajar membentuk karakter, melalui pertanyaan, refleksi, dan rasa ingin tahu,” jelasnya.
Sesi diskusi berlangsung interaktif, mengajak siswa menggali makna literasi melalui refleksi dan kuis menarik. Para siswa juga terlibat aktif dalam dialog seputar literasi. Suasana penuh semangat dan kehangatan menjadikan ruang kelas sebagai arena pembelajaran nilai yang hidup dan menyenangkan.
Salah satu peserta, Firli, siswi kelas 7, menyampaikan kesan mendalam usai mengikuti rangkaian kegiatan. Ia merasa senang bisa ikut belajar bersama dan menyampaikan apresiasinya kepada tim penyelenggara. “Terima kasih sudah datang ke sekolah kami dan mengadakan kegiatan yang seru. Aku jadi lebih paham arti literasi, dan senang bisa ikut kuis dan berdiskusi bareng teman-teman,” ungkapnya dengan antusias.
Inisiatif ini menjadi bagian dari kontribusi Perpustakaan dan Arsip UGM dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui peningkatan literasi dan pendidikan karakter yang berkelanjutan; SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh, dengan menanamkan nilai-nilai hidup damai dan bertanggung jawab sejak usia dini; serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, melalui kolaborasi strategis antara institusi pendidikan tinggi dan sekolah dalam membangun ekosistem pembelajaran yang inklusif dan transformatif.
Dengan mengusung pendekatan literasi berbasis karakter, kegiatan ini menegaskan bahwa perpustakaan bukan sekadar tempat menyimpan buku, tetapi ruang hidup yang menanamkan nilai, membangun daya pikir, dan memperluas cakrawala kemanusiaan. Sebuah gerakan kecil yang menebar cahaya di tengah tantangan zaman.
Kontributor: Wasilatul Baroroh

Salah satu penampilan yang menarik perhatian peserta adalah grup karawitan Pustaka Laras, yang merupakan kelompok karawitan dari Perpustakaan dan Arsip UGM. Dengan membawakan tembang tradisional berjudul Ladrang Lere-Lere Sumbangsih, Ketawang Gambuh, Glopa Glape dan Lagon Si Kucing, penampilannya mendapat sambutan meriah dari para penonton. Performa ini tidak hanya menunjukkan dedikasi terhadap pelestarian budaya, tetapi juga menegaskan komitmen Perpustakaan dan Arsip UGM dalam menjadikan institusi pendidikan sebagai ruang ekspresi seni yang hidup dan inklusif.
Penampilan Pustaka Laras didukung oleh para pemain yang merupakan staf Perpustakaan dan Arsip UGM. Peni Bektiningsih memainkan instrumen peking; Haryanta, Ratna Setyawati, dan Safirotu Khoir memainkan saron; Martina Uki Emiliasanti dan Nur Hidayati pada demung, Nugroho Sayekti memainkan slentem, Herman Setyawan pada kenong, Tulasmi memainkan bonang barung, dan Anas Fauzi pada gong. Sementara itu, Heri Santosa mengisi posisi wiraswara. Keseluruhan penampilan mereka diarahkan oleh pelatih karawitan Feri Darmawan yang selama ini membimbing kelompok ini secara konsisten.
Nugroho Sayekti, S.Sos., Ketua Kelompok Karawitan Pustaka Laras, menyatakan bahwa partisipasi dalam festival ini merupakan bentuk nyata kontribusi institusi dalam melestarikan warisan budaya bangsa. “Seni karawitan adalah bagian dari pengetahuan hidup yang layak dihadirkan kembali dalam ruang akademik. Melalui Pustaka Laras, kami ingin menunjukkan bahwa Perpustakaan dan Arsip tidak hanya menyimpan budaya dalam bentuk teks, tetapi juga menghidupkannya kembali melalui praktik langsung,” ujarnya.
Festival ini tak hanya menjadi ruang ekspresi seni, tetapi juga wadah interaksi sosial yang membangun solidaritas antarkomunitas. Dengan keterlibatan aktif lembaga akademik seperti Perpustakaan dan Arsip UGM, kegiatan ini memperkuat peran institusi pendidikan dalam pelestarian budaya, pembentukan karakter, dan penguatan identitas kultural.
Lebih dari itu, partisipasi dalam festival ini sejalan dengan komitmen Perpustakaan dan Arsip UGM terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui integrasi nilai budaya dalam pembelajaran sepanjang hayat; SDG 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, lewat pelestarian budaya tradisional sebagai bagian dari ruang hidup komunitas; serta SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dengan menjadikan seni sebagai medium peningkatan kesejahteraan mental dan emosional.
Dengan semangat kolaborasi, harmoni, dan keberlanjutan, kehadiran Pustaka Laras menjadi bukti bahwa Perpustakaan dan Arsip tak hanya menjadi penjaga koleksi, tetapi juga penjaga nilai-nilai luhur yang hidup dalam nada dan irama budaya bangsa.
Kontributor: Wasilatul Baroroh

Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid, yaitu online melalui zoom meeting dan offline di Ruang Seminar Gedung L1, Perpustakaan dan Arsip UGM. Acara berlangsung meriah dipandu secara dinamis oleh Erma Eviana, mahasiswa Sastra Indonesia FIB UGM. Peserta hadir dari berbagai kalangan dengan antusiasme tinggi, baik secara daring maupun luring.
Dalam sesi diskusi yang interaktif dan reflektif, Setyo Hajar berbagi pandangannya tentang pentingnya menerima hidup apa adanya. “Bahagia bukan soal semua hal berjalan sesuai harapan, tapi tentang kemampuan untuk bersyukur dalam kondisi apa pun. Saat kita bersyukur, kita sedang membangun ruang tenang di dalam diri,” ungkapnya.
Kegiatan ini merupakan wujud nyata kontribusi literasi Perpustakaan dan Arsip UGM dalam mendukung SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dengan memperkuat literasi kesehatan mental dan kesejahteraan emosional, serta SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui pembelajaran alternatif yang bersifat reflektif dan membangun kapasitas diri secara menyeluruh.
Dengan mengusung pendekatan literasi yang menyentuh sisi emosional dan spiritual, Perpustakaan dan Arsip UGM terus berkomitmen menjadi ruang tumbuh bagi pengetahuan dan kemanusiaan, tempat di mana membaca bukan hanya untuk tahu, tetapi juga untuk sembuh.
Kontributor: Wasilatul Baroroh