- Beranda
- Scopus
- Scopus
Scopus
Tanggal: 27 November 2014
Tempat: Meeting Room, Unit V, Faculty of Pharmacy UGM
Jam: 08.00 - finish
Contact Person: Puma Arfah (+62857 2570 5371)
Info lebih lanjut klik di http://farmasi.ugm.ac.id/agenda-57-indonesia-journal-editors-workshop-how-to-get-your-journals-indexed-in-scopus.html
Konsisten Terbit dalam Bahasa Inggris dengan Kontributor Internasional: Indonesian Journal of Chemistry UGM terindeks di SCOPUS
Berita Rabu, 3 September 2014
Konsisten Terbit dalam Bahasa Inggris dengan Kontributor Internasional telah membawa Journal of Chemistry UGM terindeks di SCOPUS dalam 2 (dua) tahun terakhir. Keberhasilan ini disampaikan oleh Prof. Dr. rer.nat. Nuryono, M.S., Mr. Thjis Van Vlijmen dan Dr. Ramesh Nath Premnath (Tim Springer) dalam Workshop " Editorial Workshop: How To Publish With Springer pada hari Kamis, 28 Agustus 2014 di Perpustakaan UGM. Acara ini terselenggara atas kerjasama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM dan Perpustakaan UGM dengan Springer Publisher.
Springer melalui Mr. Thjis Van Vlijmen menyampaikan kebijakan untuk menerima paper dalam 3 (tiga) kategori yaitu subscribed journal, hybrid open access journal, atau full open access journal. Untuk beberapa jurnal tertentu memiliki akses terbuka, sehingga setiap paper yang diterima otomatis dipublikasikan secara terbuka. Hybrid open access journal, penulis paperlah yang menanggung biaya publikasi agar dapat terbuka, sedangkan kategori publikasi berbayar, maka paper dimasukkan secara otomatis dalam jurnal yang dilanggan.
Paper yang masuk editorial dari reviewer Springer dan dipertimbangkan untuk diterima, menurut Dr. Ramesh Nath Premnath, selalu menawarkan hal baru. Selebihnya, paper tersebut memenuhi struktur penulisan dalam IMRC (Introduction, Material & Methods, Result and Discussion, Conclusion), kesesuaian material, referensi yang mencukupi dan tidak plagiat, organisasi tulisan (yang dikerjakan paralel dengan hasilnya), tidak terjadi pengulangan antara tabel/gambar dengan tulisan, diskusi dengan pembanding temuan paper lain, penutup mestinya menggarisbawahi perbedaan proses dan hasil penelitian tersebut yang berbeda dengan paper lain.
Prof. Nuryono, Guru Besar Ilmu Kimia MIPA UGM menambahkan bahwa UGM menduduki peringkat ke-3 di bawah ITB dan UI di dunia internasional, karena sedikitnya dokumentasi maupun kurangnya penelitian yang terekam di jurnal internasional. Masih perlu semangat dan dukungan agar semakin banyak paper dan jurnal UGM yang terindeks dalam SCOPUS. Pada prinsipnya, proses editorial itu terbagi dalam dua hal yaitu administratif sederhana dan editorial. Administratif merupakan tahap pertama ketika sebuah artikel diproses sesuai aturan yaitu kesesuaian isi paper dengan ruang lingkup jurnal, bahasa ilmiah, referensi (maks. 10 tahun terakhir) dan format penulisan standar. Setelah lolos di tahap tersebut, paper akan masuk tahap editorial awal dan bertemu dengan reviewer. Koreksi dari reviewer semestinya ditanggapi dalam sebuah perbaikan yang dicatat dalam lembar respon (menolak/menerima dan diperbaiki), tidak langsung diperbaiki pada tulisan.
Tips dari Mr. Thjis Van Vlijmen, pastikan bahwa penulis menawarkan hal baru dan tidak melanggar kode etik. Tips dari Dr. Ramesh Nath Premnath adalah “reading improve your writing; discussing your journal in group/international conference”. Sementara itu, Prof. Nuryono menggaris bawahi bahwa sesungguhnya menulis manuskrip tidak perlu dibuat sulit, bisa kita lakukan karena orang lain bisa melakukannya.
Rabu 26 Februari, pukul 13.00 WIB, Perpustakaan Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan workshop database online yakni ScienceDirect, Scopus, REAXYS, dan E-books yang semuanya merupakan produk dari Penerbit Elsevier. Workshop ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Gadjah Mada Library Fair untuk tujuan diseminasi informasi e-resources dari sumber pertama kepada sivitas akademika UGM dan PTN/PTS di sekitar. Hadir sebagai pembicara tim dari Elsevier, Joyce Haryono, Delon Lee, dan P. Leow.
Dalam presentasi pertama, Joyce menyatakan bahwa selama ini orang lebih akrab dengan produk-produk Elsevier namun tidak terlalu familier dengan Elsevier sebagai content provider jurnal dan dokumen pengetahuan lainnya. Adapun produk-produk Elsevier antara lain ScienceDirect, Scopus, serta REAXYS dengan ciri khas masing-masing. ScienceDirect adalah platform berbasis online yang menyuguhkan database untuk full-text jurnal dan buku yang ekstensif dan unik. ScienceDirect sendiri memiliki posisi kuat dalam dunia jurnal dan e-book karena memiliki sekitar 2.500 judul jurnal, 11 juta judul artikel dalam 24 area subjek, dan 22.000 e-books,. Dengan koleksi yang banyak tersebut, 25% sitiran berasal dari jurnal yang diunggah di ScienceDirect. Joyce pun menjelaskan beberapa fitur di ScienceDirect seperti pencarian berdasar subjek, alert untuk artikel baru, serta history dimana kita bisa melihat jurnal-jurnal apa saja yang sudah kita lihat.
Produk lain berupa e-book dijelaskan lebih lanjut oleh Delon Lee. Menurutnya, e-book menyuguhkan buku-buku yang telah disaring topiknya sehingga lebih mudah dicari. Selain itu, e-book adalah produk yang memiliki harga lebih murah, tidak ada overlap, serta e-book Elsevier mendapatkan banyak rating yang baik oleh penggunanya.
Pembicara ketiga, P.Leow, menjelaskan mengenai REAXYS. Menurut Leow, REAXYS adalah ‘google’ untuk informasi yang berkaitan dengan kimia. Produk Elsevier ini masih termasuk baru (diperkenalkan tahun 2009). Karena sifat informasinya yang khusus, dalam website REAXYS dibuka forum untuk saling berkomunikasi terkait konten dalam REAXYS. Jadi apabila Anda tidak menemukan topik yang anda cari, anda bisa menanyakannya kepada orang yang berada di balik layar melalui forum. Meski demikian, REAXYS tidak hanya dikhususkan untuk peneliti yang mempelajari kimia. REAXYS bersifat terbuka untuk siapa yang ingin mendapatkan chemistry insight.
Secara keseluruhan, workshop E-Journal ini memberikan penjelasan mengenai produk-produk yang dimiliki Elsevier yang mungkin selama ini belum diketahui oleh mereka yang membutuhkan akses pada jurnal. Pada hakikatnya, jurnal, e-book, serta artikel ilmiah lainnya adalah acuan penting yang menunjang bagi seorang peneliti. Oleh sebab itu, pengetahuan mengenai akses informasi tersebut wajib dimiliki oleh para peneliti.
Pengirim: Cahya