Panel-panel berwarna putih, berdiri tegak, tampak serasi dengan Tiang Besar dan Atap yang tinggi dari Lobi Perpustakaan UGM. Panel-panel itu membawa pesan dari Unit Seni Rupa (USER) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam karya-karya seni rupa yang dipamerkan selama 4 hari ini, 9 mei – 12 Mei 2016.
Pameran Seni Rupa “Gerak Tergerak” ini dibuka dengan seremoni sederhana oleh Ketua USER UGM, Satria Matra Sakti dan Ketua Panitia, Nabila Auliani Ruray pada tanggal 9 Mei 2016 jam 19.00 WIB, serta musikalisasi puisi.
Karya Seni Rupa dalam bentuk sketsa, lukisan, dan seni instalasi tersebut, merupakan hasil oleh cipta dan rasa dari anggota USER dalam memaknai Hari Buruh 1 Mei 2016. Mengawali ide karya dari proses diskusi bersama, 20 mahasiswa USER UGM ini telah menghasilkan sejumlah 23 karya. Mereka mengamati lingkungan, berdiskusi dengan senior, menemukan pustaka yang cocok, dan menuangkannya dalam karya. Karya-karya yang menunjukkan bahwa uang bukan segalanya dalam bekerja. Masih ada motif lain yang menggerakkan manusia untuk bekerja.
Aulia, Mahasiswa Hubungan Internasional UGM, menuangkan aspirasinya tentang dorongan Timbal Balik Sosial dalam Gerak manusia yang bekerja. Manusia bekerja karena ada imbal balik yang ingin diperolehnya. Karya Lukis acrylic di atas 4 buah kanvas yang interaktif membentuk segitiga sama sisi, memiliki nuansa dasar warna biru. Satu bayangan manusia yang bergerak di ke-empat kanvas dan bulir-bulir hitam yang menggambar ego manusia.
Ini adalah kali ke-2 pameran USER UGM di Perpustakaan UGM, sedangkan bagi Aulia, ini adalah pameran yang 7 kalinya. Seringkali ia dan teman-teman USER diundang untuk berkontribusi di acara seni rupa di fakultas seperti Fisipol Art Days, dan di kampus lain seperti Serufo UNY dan pameran tugas akhir mahasiswa ISI.
USER UGM sendiri, anggotanya berasal dari berbagai fakultas di lingkungan UGM. Menjadi bagian dari USER adalah upaya untuk menyeimbangkan antara kegiatan akademis dan pengembangan diri dalam mengapresiasi lingkungan sekitar dan mengekspresikan ide dalam bentuk yang berbeda, demi keseimbangan jiwa.(Cahya)